23 Feb 2007 @ 4:09 PM 

Tak terasa masa Pra-Paskah sudah kumasuki, padahal rasanya baru kemarin aku merayakan Natal. Mungkin aku memang belum siap menghadapi masa Pra-Paskah kali ini, mengingat waktuku berjalan begitu cepat dengan berbagai kesibukan yang memusingkan kepala dan ditambah lagi saat ini aku buta penanggalan karena tahun ini aku kehabisan stok kelender liturgi akibat lupa beli 🙁 Ini hari ke-3 aku memulai puasa dan pantangku dan masih terasa berat, badan lemas dan kepala sering pusing. Tapi siap ataupun tidak, aku harus siap. Paskah sudah di depan mata. Tahun ini aku memang “memperberat” beberapa aturan puasa dan pantang yang akan kujalani selama 40 hari ini. Aku sadar bahwa aku perlu banyak menilai dan mengkoreksi kembali lembaran-lembaran masa laluku yang bercoretkan tinta merah. Aku berharap dengan menahan lapar dan haus ini dapat lebih mengontrol dan manahan diri terhadap godaan dan hawa nafsu.

Dalam seminggu ini aku telah mengalami beberapa kejadian menarik dan patut untuk aku renungkan. Kejadian dimana membuatku mau tak mau harus belajar menahan diri terhadap emosi dan lebih bersabar. Selain itu aku juga bisa menyelami arti sebuah kesendirian yang kualami saat ini. Ditinggalkan dan dilupakan adalah sebuah jalan yang tidak enak, tapi toh harus tetap kujalani karena mungkin akulah yang menyebabkannya. Dimarahi dan dicacimaki pun sebuah pilihan yang juga tidak bisa kuhindari, karena kadang aku berada pada posisi yang dijadikan pelampiasan. Seminggu ini aku banyak berpikir tentang beberapa orang yang tiba-tiba meninggalkanku, toh aku pun hanya bisa memahami bahwa itu adalah sebuah pilihan yang mereka ambil. Aku juga berpikir tentang betapa lucunya foto anak kedua ceceku , dan aku pun hanya bisa bersyukur bahwa itu adalah sebuah anugerah terindah bagi dunia ini.

Hari Rabu Abu kemarin aku berkenalan dengan seseorang tak dikenal lewat sebuah sms yang salah kirim. Yang kutahu, orang ini punya 2 sisi kehidupan gelap dan terang. Di sebuah sms-nya dia menuliskan bahwa jika kehidupan gelapnya itu salah, lalu untuk apa Yesus datang ke dunia? Well… menarik memang. Yesus datang ke dunia memang untuk menyelamatkan orang berdosa, tapi orang berdosa yang mau bertobat. Lalu kapan Yesus akan datang? Tak ada yang tahu… Namun dengan berbagai peristiwa sedih yang sudah mengguncang negeri ini, aku menjadi makin sadar bahwa Yesus bisa datang kapan saja, dimana saja. Mungkin inilah yang akan membuat masa Pra-Paskah ini menjadi lebih bermakna, yaitu lebih mempersiapkan diri agar pantas dan layak untuk diselamatkan.

Andai kutahu
Kapan tiba ajalku
Ku akan memohon
Tuhan tolong panjangkan umurku

Andai kutahu
Kapan tiba masaku
Ku akan memohon
Tuhan jangan Kau ambil nyawaku

reff:
Aku takut
Akan semua dosa-dosaku
Aku takut
Dosa yang terus membayangiku

Andai kutahu
MalaikatMu kan menjemputku
Izinkan aku
Mengucapkan kata tobat padaMu

Ampuni aku
Dari segala dosa-dosaku
Ampuni aku
Menangisku bertobat padaMu

Aku manusia
Yang takut neraka
Namun aku juga
Tak pantas di surga

by Ungu (Andai Ku Tahu)

JN. Rony
20070223

memaafkan adalah sebuah penerimaan tanpa syarat…

Posted By: Mamoru
Last Edit: 19 Jun 2011 @ 03:15 PM

EmailPermalinkComments (0)
Tags
Categories: Personal
 14 Feb 2007 @ 4:07 PM 

Pikiranku menerawang dengan hati yang gundah… Sudah hampir pukul 8 malam, tapi aku masih saja enggan beranjak dari kursi kerjaku. Sendiri di lantai 3 kantorku yang seukuran 2 ruko ini, entah apakah orang-orang di lantai bawah sudah pulang ataukah juga masih lembur seperti biasanya. Hari ini aku sungguh gundah… begitu banyak kejadian kurang menyenangkan beberapa hari terakhir. Pikiranku makin menerawang jauh… perasaan-perasaan sedih kembali muncul ke permukaan. Segala rencana yang telah kususun tadi pagi tentang apa yang akan kulakukan malam ini kubatalkan semuanya… saat ini aku memilih untuk berdiam dalam keheningan kantorku di malam hari. Sebuah kebiasaan yang sering kulakukan tahun lalu… bahkan sampai larut malam. Berawal dari seorang member di milis 80-an yang kuikuti, menanyakan lirik lagu “Where Are You Now” yang dipopulerkan oleh Jimmy Harnen. Tak lama kemudian muncullah lirik yang diminta, dikirimkan oleh member lainnya. Lagu “Where Are You Now” ini memang salah satu lagu mellow kesukaanku. Pernah suatu malam aku memutar lagu ini secara repeat dari malam hingga pagi hari. Kini kembali kubangkitkan kenangan-kenangan itu dengan menyalakan MP3 player di laptopku yang sudah dekil ini, dan mulailah lagu penuh kesedihan dan penantian itu mengalun lembut mengisi keheningan ruangan kantorku.

All alone tonight I’m calling out your name
somewhere deep inside this part of you remains
images of love take me back in time
I don’t know how it started
or why it ever had to end
something stepped inside
we didn’t let it in
it’s keeping us apart
where are you now

Where are you now
someone there tonight
holding what was mine
where are you now
you wonder where I am
are you really feeling fine

Going through my life without you by my side
you’re the only thing that keeps going through my mind
and nothing that I do can take the place of you

Where are you now
someone there tonight holding what was mine
where are you now, do you wonder where I am
are you really feeling fine

Ooh thinking about you girl
there’s gotta be a place for me
somewhere in your heart

All alone tonight I’m calling out your name
somewhere deep inside this part of you remains
images of love and where are you now

Where are you now
someone there tonight holding what was mine
where are you now, do you wonder where I am
are you really feeling fine

Where are you now
is someone there tonight holding what was mine
where are you now
you wonder where I am, I need you here tonight.

Lagu ini mungkin kurang cocok dimainkan di hari yang dirayakan oleh kebanyakan orang sebagai hari kasih sayang, “Valentine’s Day”. Sejak beberapa hari kemarin memang suasana Valentine seolah dimunculkan oleh banyak orang. Toko boneka mulai diserbu oleh para cowok yang ingin membelikan boneka babi berwarna pink atau bunga mawar berwarna merah pada pasangannya. Stasiun TV sepanjang minggu ini menayangkan film-film drama romantis, stasiun radio memutarkan lagu-lagu melankolis, penjual bunga bertebaran di pinggir jalan, acara-acara bertajuk Valentine pun digelar, dan masih banyak lagi. Namun, buatku… lagu ini benar-benar menyentuh kalbuku… mungkin karena kesedihan yang ada di dalamnya setiap liriknya pantas menggambarkan suasana hatiku yang juga sedang bersedih.

Ada ungkapan yang pernah kubaca di sebuah buku yang kemarin secara tidak sengaja diungkapkan oleh temanku, kita tidak bisa merubah dunia, tapi kita bisa merubah diri kita. Jadi jangan membayangkan kita masih jomblo di hari Valentine, namun coba bayangkan kalo seandainya kita memiliki toko boneka, alangkah gembiranya kalo boneka babi-babi-an itu bisa laris manis. Memang, banyak orang yang kurasa tidak mengenal makna Valentine yang sesungguhnya, selain bahwa di hari ini cowok wajib memberikan babi merah muda atau bunga mawar import atau coklat berbentuk hati, kemudian mengajak pasangannya untuk candle light dinner dan berharap-harap cemas semoga dikasih kecupan sayang oleh si cewek.

Sudah setahun lebih aku tidak menjalin hubungan yang serius. Kenangan dan trauma kelihatannya masih membayangiku. Hari demi hari kulangkahkan kakiku dan berusaha untuk sembuh dan bangkit kembali. Agaknya pemahaman akan diri sendiri dan orang lainlah yang ternyata banyak sekali membantuku dalam masa-masa pemulihan tersebut. Memaafkan secara penuh mungkin belum sanggup kulakukan, namun lewat penerimaan diri dan berpasrah pada kehendak penciptaku bisa membuatku sedikit demi sedikit meletakkan semua itu di belakang dan kembali melangkah ke depan.

Seminggu terakhir, kembali aku terdiam dalam kesendirian. Keceriaan hati yang berusaha kupertahankan selama 2 bulan terakhir akhirnya runtuh juga. Dasar terlalu mellow, begitu kata seorang temanku. Beberapa hal yang terus-menerus mengganggu pikiranku, problem keluargaku, problem di kantor, sakit flu yang tak kunjung sembuh, menghantamku bertubi-tubi. Ditambah lagi, entah kenapa seminggu terakhir semua orang rasanya jadi sibuk dan cuek, sehingga praktis aku tak punya tempat pelampiasan untuk ngobrol, curhat, dsb. Kesedihan itu memuncak karena salah satu dari yang cuek tersebut ternyata telah memiliki tambatan hati, mungkin itulah sebabnya komunikasipun terputus. Bunga itu agaknya layu sebelum sempat bersemi…

Well… mungkin itulah kisah tragis seorang yang mencari arti cinta 🙂 but hey! aku bersyukur bahwa God loves me much-much more… the only love that i never ask. This my life, this is my way… mungkin di satu saat menyedihkan sehingga kadang membuatku menangis di malam hari, tapi yang terpenting adalah aku berusaha membuatku hidupku ini jadi berarti. Seperti yang dinasehatkan oleh seorang romoku bahwa suatu hari aku akan bangga pada diriku dan apa yang telah kulakukan selama ini… agak narsis memang… tapi itulah kebanggaan yang layak didapatkan! Hidup itu memang aneh dan tak pernah bisa kita bayangkan. Manusia boleh berencana, tapi Tuhanlah yang berkehendak. Aku teringat kisah Ignatius muda saat mencari jalan hidupnya, di antara tugas negara, cinta, kejayaan dan panggilan Tuhan; sebuah perjalanan panjang ditempuhnya sampai akhirnya dia menanggapi panggilan Tuhan dan mendirikan ordo terbesar di dunia yang terkenal sebagai pelopor dan misionaris. Mungkin tak sehebat Ignatius dari Loyola, tapi aku akan terus mencoba menjadi orang yang berarti…

Santo Yohanes mengajarkan: “saling cinta-mencintailah! Itulah perintah Tuhan. Asal kamu lakukan, cukuplah bagimu! Sebab tiada hal lain yang tahan uji kecuali cinta!” Selamat merayakan hari kasih sayang untuk semua orang yang aku sayangi dan menyayangi aku…

Be Optimist Jomblo-ers!

JN. Rony
20070214
“Berbahagialah kalian yang tidak pernah bersatu dengan orang yang paling dikasihi, sebab ia akan selalu sempurna di matamu.”

Posted By: Mamoru
Last Edit: 19 Jun 2011 @ 03:15 PM

EmailPermalinkComments (0)
Tags
Categories: Personal
 12 Feb 2007 @ 4:05 PM 

Tak terasa satu bulan lebih telah berlalu di tahun 2007. Waktu begtu cepat berlalu, hari demi hari. Aku, walaupun dipenuhi dengan berbagai aktivitas, selalu mencoba untuk menggali makna kehidupan yang kujalani ini. Kadang kala aku merasa capek dan kesepian, namun kesadaran sebagai seorang manusia aku mencoba untuk memahami terus-menerus arti dari jalan hidup yang kutempuh ini. Berat memang, namun aku percaya bahwa sesuatu yang indah menantiku di akhir ceritaku ini.

Beberapa hari yang lalu, ceceku melahirkan anak keduanya lewat proses operasi caesar di Canada, tempatnya tinggal beberapa tahun terakhir ini. Karena perbedaan waktu dan entah kenapa, aku sulit sekali menghubungi dia pasca melahirkan. Baru kemarin siang aku bisa menelepon dan mendapatkan kabar kurang baik, bayi yang baru berusia beberapa hari itu sakit dan sedang dirawat di rumah sakit. Sedih… itu yang kurasakan beberapa hari terakhir dan ternyata kesedihan itu harus bertambah. Entah firasat apa yang menghinggapiku belakangan ini, mungkin karena aku stress akan beban kerjaan di kantor dan rasa kesepian yang kembali menghampiriku. Memang, beberapa hari terakhir aku banyak diacuhkan oleh beberapa teman yang aku tahu memang sedang sibuk. Aku sendiri pun sedang berkutat dengan rekrutmen karyawan baru, ditambah lagi harus mendampingi 2 orang teman yang sedang berlibur ke Bali akhir pekan ini.

Dalam kesepian itu, seringkali aku merenungkan pertanyaan-pertanyaan yang hingga kini belum terjawab tentang rencana di balik kehidupanku ini. Lewat perenungan itulah aku mencoba untuk terus hidup dan bertahan. Seorang bijak pernah berkata bahwa hidup itu bisa dibuat mudah maupun sulit, tergantung dari bagaimana kita mengolah hidup. Namun, bagi sebagian orang melankolis, hidup itu susah, bahkan tiada hari tanpa bergaul dengan kesusahan. Seorang kawan berkata padaku, maka jalanilah hidup yang susah itu, sebab bila aku bisa bertahan maka aku telah menunjukkan bahwa aku berhasil dan sukses bertahan. Well, ada benarnya… setidaknya selama aku masih susah, itu tandanya aku masih hidup.

Seorang kawan dalam chatting sering menasehatiku, carilah pasangan hidup agar tidak kesepian lagi. Beberapa kawan lainnya pun kadang memberikan nasehat yang sama saat berjumpa. Well, aku sadar berkeluarga adalah sebuah panggilan hidup. Itulah fase ke-3 dalam kehidupan tiap manusia. Begitu banyak sakit yang telah kurasakan hingga saat ini kadang membuatku enggan dalam membina hubungan. Menyerah? Mungkin. Kepahitan demi kepahitan membuatku tak tahu lagi apa yang harus kuperjuangkan. Namun itulah fase terakhir yang nantinya harus kujalani dan lewat dukungan doa dari beberapa orang yang dekat denganku aku terus mencoba mencari jalan yang telah ditetapkan bagiku. Setidaknya aku terus mencoba menjalani apa yang ada di depanku saat ini.

Hmmm… malam makin larut dan pagi pun menjelang, tapi mataku masih belum bisa terpejam. Hawa panas berputar di dalam kamarku. Lagi-lagi hujan enggan turun di kota ini. Sejenak kutermenung dan teringat akan film Solo yang tadi kusaksikan di TV. Film tentang cyborg yang belajar tentang arti menjadi hidup seperti manusia. Tentang arti pengorbanan diri pada keluarga dan sesama. Sebuah kisah fiksi yang cukup menyentuh, mengingat mengorbankan diri demi orang lain adalah perbuatan yang tidak masuk nalar. Mungkin itulah makna sesungguhnya dari cinta…

Well… ku kan terus jalani apa yang ada di hadapanku sekarang. Aku percaya bahwa ada sesuatu yang indah menantiku ini akhir perjalananku. Kini aku harus segera tidur untuk memulihkan tenaga, sebab beberapa jam lagi harus menghadapi minggu yang baru dalam rutinitas kantor. Biarlah malam ini aku ditemani oleh mimpi yang indah…

“Melambung jauh terbang tinggi bersama mimpi, terlelap dalam lautan emosi. Setelah aku sadar diri, kau tlah jauh pergi… tinggalkan mimpi yang tiada bertepi…”

Dalam keheningan malam,

JN. Rony
20070212

Tetap semangat…

Posted By: Mamoru
Last Edit: 19 Jun 2011 @ 03:15 PM

EmailPermalinkComments (0)
Tags
Categories: Personal

 Last 50 Posts
 Back
Change Theme...
  • Users » 2
  • Posts/Pages » 139
  • Comments » 0
Change Theme...
  • VoidVoid « Default
  • LifeLife
  • EarthEarth
  • WindWind
  • WaterWater
  • FireFire
  • LightLight

About



    No Child Pages.