Kuasa Doa, kalimat ini sering sekali kudengar. Dalam Injil pun dikatakan, “Apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu” (Markus 11:24). Begitu hebatnya-kah Kuasa Doa??? Ingin sekali kupercaya itu… namun entah kenapa iman dikalahkan oleh daging, itulah yang sering kurasakan. Sebagai seorang aktivis organisasi Katolik, kehidupan doaku bisa dibilang biasa-biasa saja. Malahan boleh dikatakan paling parah di antara rekan-rekan satu timku. Hal ini tentunya sangat mempengaruhi pemahamanku tentang Kuasa Doa. Antara percaya dan tidak, aku berusaha untuk tetap mengimaninya, bahwa Kuasa Doa memang se-dahsyat yang dibicarakan orang.
2 bulan terakhir, aku menghadapi beberapa persoalan yang cukup berat. Di samping pekerjaan, ada jadwal pelayanan yang harus kujalani secara simultan. Entah kenapa, aku berpasrah diri… mungkin beberapa waktu lalu aku sudah terlalu capek memikirkan jadwalku yang tidak karuan ditambah stress karena kantong dompet kering terus. Yang kulakukan hanyalah berdoa dan mempersembahkannya dalam misa harianku. Acara Pertemuan Nasional (Pernas) Liturgi yang harus kuikuti seakan membayangiku, sebab sampai 2 minggu menjelang hari-H, aku masih belum menemukan teman yang mau membantuku selama di Prigen. Sungguh di luar dugaan, tiba-tiba aku memaksakan diri untuk menelepon seorang teman, walau sebelumnya aku tidak terlalu berharap dia ikut. Ternyata dia bersedia ikut, walaupun saat itu dia mau maju sidang TA. Seminggu menjelang keberangkatan kami ke Prigen untuk mengikuti Pernas, tiba-tiba temanku ini menelepon di saat aku sedang sibuk-sibuknya mengejar deadline pekerjaanku dan memberi tahu kalau sidang TA-nya dimajukan dan harinya adalah pas Pernas berlangsung! Sungguh aku menjadi down saat itu, pikiranku kacau… aku benar-benar menyerah saat itu dan hanya bisa berdoa. 2 hari kemudian, aku bertemu seorang teman lektor yang kebetulan adalah redaksi dari mejalah paroki dan aku utarakan niatku mengajak dia. Sungguh di luar dugaan, dia begitu bersemangat sekali… saat itu aku mulai merasakan bahwa doa-doaku mulai dijawab satu per satu… Kami akhirnya berangkat ke Prigen untuk mengikuti Pernas. Begitu banyak kejadian selama kami pergi ke Prigen yang tak dapat disebutkan satu per satu… semua yang menurutku tidak masuk akal dan hal-hal yang telah membuatku frustasi sebelumnya, mulai terjadi satu per satu. Aku menyadari hal-hal tersebut sebagai bagian dari doa-doaku yang dijawab secara khusus.
Sepulang dari Pernas, aku masih harus melanjutkan perjalanan ke Tumpang untuk mengikuti Camping Rohani Siswa. Berhubung Camping Siswa dimulai pada hari Sabtu, sedangkan Pernas baru selesai pada hari Minggu… maka aku memutuskan berangkat ke Tumpang pada hari Senin, sebab aku tiba ke rumah hari Minggu malam. Persoalan timbul karena aku bingung harus ke Tumpang dengan kendaraan apa, sebab tidak ada panitia lain yang kudengar akan naik pada hari Senin. Lewat doa jugalah aku mendapat tumpangan dari Malang menuju ke Tumpang. Sungguh luar biasa! Selama di Tumpang, kami kerepotan menghadapi para peserta yang nakalnya minta ampun. Untuk menghadapi mereka dengan lembut sudah dicoba berkali-kali dan tidak mempan, sehingga kami harus lebih tegas dalam bersikap. Nah, biasanya dalam situasi seperti itulah emosi setiap orang bisa terpancing. Pada dasarnya, aku ini adalah seorang pemarah. Pada kebanyakan kasus, emosiku mudah sekali terpancing oleh situasi yang “panas”. Anehnya, selama di Camping Siswa… perilaku paling parah yang dilakukan oleh para peserta tidak membuatku marah sama sekali. Entah kenapa aku bisa menghadapi semua situasi dengan tenang walaupun aku merasa emosiku mulai terpancing. Aku menyadari bahwa hal tersebut juga bagian dari Kuasa Doa yang melingkupi aku. Maka tidak ada kata-kata lain yang bisa kukeluarkan kecuali mengembalikan semuanya pada Tuhan.
Lewat perjalanan 2 mingguku aku disadarkan bahwa Kuasa Doa memang ada. Lewat pengalaman 2 mingguku aku dikuatkan dalam mengimani Kuasa Doa. Sungguh, sepintas memang doa seperti untaian kata-kata kosong yang penuh dengan rintihan harapan, namun di dalam doa terkandung kekuatan tersembunyi yang begitu hebat. Kekuatan itulah yang akan keluar apabila kita mau mengimani dan percaya bahwa doa-doa kita tidaklah pernah sia-sia. Amin.
JN. Rony
20010717