Hari demi hari kulalui…
Jam demi jam kulewati…
Menit demi menit kujalani…
Detik demi detik kumenanti…
Sebuah perjalanan panjang harus kutempuh
demi mendapatkan perhatian seorang gadis
tanpa tahu arah dan waktu
sampai kapan dan apa yang didapat.
Itulah yang dilakukan Tuhan padaku
menanti dan mengharap selalu
merindukan saat-saat dimana aku datang
membawa segala beban dan kerinduanku
Tuhan tak pernah bosan menungguku
seperti aku tak bosan menunggu sang kekasih
Tuhan tak pernah lupa padaku
seperti aku selalu ingat pada sang pujaan hati
Sayang…
Seringkali aku mengkhianati cinta Tuhanku
seperti seorang kekasih yang menduakan cintanya
kata orang, aku punya “sephia”
Tuhanku sering menangis
melihatku berjalan dengan “sephia”-ku
bahkan menangis darah seperti di Getsemani
melihatku berpaling dariNya
Sephia… Sephia…
engkau telah membuai aku
engkau telah membutakan aku
tapi engkau pula yang menelantarkan aku
di saat engkau tidak membutuhkan aku lagi…
Aku bingung !
Aku sedih !
Aku cemas !
Harus kemanakah aku ?
Puji Tuhan !
Tuhanku sungguh pemaaf
Alleluya !
Tuhanku tetap setia menantiku
Aku malu Tuhan…
Aku tak layak di hadapanMu…
Tapi Engkau membukakan pintu hatiMu untukku
Selalu dan selamanya…
Mengapa Tuhan ?
Mengapa Engkau lakukan itu ?
Apakah karena belas kasihan ?
Tidak anakKu !
Karena engkau adalah CitraKu
Karena namamu telah kuukir di telapak tanganKu
Terlebih lagi… karena aku mencintaimu
Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya
sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya?
Sekalipun dia melupakannya
Aku tidak akan melupakan engkau.
JN. Rony
20010426