Pernah ku mendapat sebuah wewenang sebagai ketua sebuah kelompok
Wewenang itu kudapat dengan cara yang “ajaib”
Hatiku senang sekali, sebab aku merasa berada di puncak gunung
Ambisiku pun melayang, suara hati sering kutinggalkan
Satu per satu ambisi kulontarkan sebagai suara hati
Aku sungguh dibutakan oleh ambisi
Aku pun terus mengejar kejayaan diriku
Apalah artinya mengorbankan teman bila aku menang?
Saulus, Saulus… mengapa Engkau menganiaya aku?
Suara itu seakan terus bergema dalam diriku…
Entah sampai kapan aku akan menghindar
Seakan tak dengar, seakan tak tahu
Sampai mataku semakin dibutakan oleh kejayaan
Dan telingaku ditulikan oleh pujian
Hanya karena ambisi yang terus kukejar
Yesus pernah bersabda,
Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu
Apakah aku bisa?
Menjadi Saulus abad ini…
Reflection from Act 9:1-20
JN. Rony
20010504