Aku masih tak percaya akan konfirmasi berita yang baru kuterima. Siang tadi aku mengkonfirmasikan kabar burung tentang seorang romo yang kukenal dekat. Ya, kasus klasik terulang… si romo sudah menikah dan melepaskan jubah pastornya. Sedih, tak ada ungkapan yang bisa mengungkapkannya. Berulang-ulang aku mengkonfirmasikan pada orang-orang yang aku tahu kenal dekat pula dengan romo tersebut dan semuanya membenarkan. Bahkan sampai aku bertanya pada pimpinan kongregasinya pun jawaban yang kuterima masih sama. Namun, aku masih tak percaya!
Aku mengenal sosok gembala yang satu ini sejak tahun 2000. Masa itu adalah masa-masa dimana aku mengalami perang batin dan harus hidup sendiri di luar lingkungan rumah. Romo ini bisa dibilang sangat-sangat banyak membantu aku saat itu. Mulai dari mendamaikan aku dengan diriku sendiri, hingga aku bisa bekerja sendiri. Cukup sering aku dilibatkan dalam kesehariannya di dalam pastoran, hingga saat dia dipindah pun aku turut diboyong ke tempat tugas yang baru. Sampai saat aku harus pindah ke Bali pun, dalam suatu waktu aku masih menyempatkan diri untuk pulang bila dia membutuhkan bantuan pada komputernya. Hingga tak lama kemudian, tahun lalu dia diberangkatkan ke luar negeri untuk studi.
Bulan lalu, aku mendapat kabar burung tentang romo ini; namun saat itu aku menolak dengan tegas berita tersebut. Aku yakin bahwa romoku bukanlah manusia yang selemah itu dalam menghadapi cobaan. Apalagi baru beberapa minggu sebelumnya aku masih berbicara di telepon tentang kepulangannya ke Indonesia dan ingin singgah di Bali. Barulah tadi entah ada firasat apa aku mencari tahu lebih dalam tentangnya pada sesama romo kongregasinya. Hmmm… sampai detik ini aku masih tidak percaya…
Yeah… romo memang juga manusia. Seorang romo memang bukan Tuhan. Namun, bagiku seorang romo adalah utusan Tuhan, wakil Tuhan di dunia ini. Seorang romo bisa menjadi panutan seorang anak yang mendambakan dirinya bisa jadi seorang romo kelak. Seorang romo bisa pula menjadi tumpuan mengaduh seseorang apabila dirundung masalah. Namun, seorang romo bisa pula terlena akan sosok yang kerap mencurahkan hatinya. Memang, begitu banyak godaan di sekitar seorang romo. Ibarat benih yang ditebar begitu banyak, namun hanya sedikit yang bisa bertumbuh dan dipilih.
Tak terasa 6 tahun sudah aku mengenal sosok romo yang funky ini. Sosoknya yang ceplas-ceplos membuatku merasa akrab dan nyaman saat bertukar pikiran dengannya. Namun, sekarang semua itu tinggal menjadi kenangan. Entah sekarang dia dimana, tak ada yang tahu. Entah kapan bisa bertemu dengannya lagi, aku pun tak tahu. Reaksi apa kalau nanti bertemu, aku juga tak tahu… Semua itu masih jadi teka-teki di antara aku dan beberapa teman semasa PD dulu. Dan bagi kami, kasus si romo juga masihlah misteri yang belum bisa kami percayai. Namun, apapun faktanya nanti, bagiku dia tetaplah romo bagiku…
Untuk itulah aku berdoa bagi semua selibater… agar mereka mampu bertahan dalam cobaan panggilan hidup mereka… Amin.
JN. Rony
20060711