Tak terasa masa Pra-Paskah sudah kumasuki, padahal rasanya baru kemarin aku merayakan Natal. Mungkin aku memang belum siap menghadapi masa Pra-Paskah kali ini, mengingat waktuku berjalan begitu cepat dengan berbagai kesibukan yang memusingkan kepala dan ditambah lagi saat ini aku buta penanggalan karena tahun ini aku kehabisan stok kelender liturgi akibat lupa beli ๐ Ini hari ke-3 aku memulai puasa dan pantangku dan masih terasa berat, badan lemas dan kepala sering pusing. Tapi siap ataupun tidak, aku harus siap. Paskah sudah di depan mata. Tahun ini aku memang “memperberat” beberapa aturan puasa dan pantang yang akan kujalani selama 40 hari ini. Aku sadar bahwa aku perlu banyak menilai dan mengkoreksi kembali lembaran-lembaran masa laluku yang bercoretkan tinta merah. Aku berharap dengan menahan lapar dan haus ini dapat lebih mengontrol dan manahan diri terhadap godaan dan hawa nafsu.
Dalam seminggu ini aku telah mengalami beberapa kejadian menarik dan patut untuk aku renungkan. Kejadian dimana membuatku mau tak mau harus belajar menahan diri terhadap emosi dan lebih bersabar. Selain itu aku juga bisa menyelami arti sebuah kesendirian yang kualami saat ini. Ditinggalkan dan dilupakan adalah sebuah jalan yang tidak enak, tapi toh harus tetap kujalani karena mungkin akulah yang menyebabkannya. Dimarahi dan dicacimaki pun sebuah pilihan yang juga tidak bisa kuhindari, karena kadang aku berada pada posisi yang dijadikan pelampiasan. Seminggu ini aku banyak berpikir tentang beberapa orang yang tiba-tiba meninggalkanku, toh aku pun hanya bisa memahami bahwa itu adalah sebuah pilihan yang mereka ambil. Aku juga berpikir tentang betapa lucunya foto anak kedua ceceku , dan aku pun hanya bisa bersyukur bahwa itu adalah sebuah anugerah terindah bagi dunia ini.
Hari Rabu Abu kemarin aku berkenalan dengan seseorang tak dikenal lewat sebuah sms yang salah kirim. Yang kutahu, orang ini punya 2 sisi kehidupan gelap dan terang. Di sebuah sms-nya dia menuliskan bahwa jika kehidupan gelapnya itu salah, lalu untuk apa Yesus datang ke dunia? Well… menarik memang. Yesus datang ke dunia memang untuk menyelamatkan orang berdosa, tapi orang berdosa yang mau bertobat. Lalu kapan Yesus akan datang? Tak ada yang tahu… Namun dengan berbagai peristiwa sedih yang sudah mengguncang negeri ini, aku menjadi makin sadar bahwa Yesus bisa datang kapan saja, dimana saja. Mungkin inilah yang akan membuat masa Pra-Paskah ini menjadi lebih bermakna, yaitu lebih mempersiapkan diri agar pantas dan layak untuk diselamatkan.
Andai kutahu
Kapan tiba ajalku
Ku akan memohon
Tuhan tolong panjangkan umurkuAndai kutahu
Kapan tiba masaku
Ku akan memohon
Tuhan jangan Kau ambil nyawakureff:
Aku takut
Akan semua dosa-dosaku
Aku takut
Dosa yang terus membayangikuAndai kutahu
MalaikatMu kan menjemputku
Izinkan aku
Mengucapkan kata tobat padaMuAmpuni aku
Dari segala dosa-dosaku
Ampuni aku
Menangisku bertobat padaMuAku manusia
Yang takut neraka
Namun aku juga
Tak pantas di surgaby Ungu (Andai Ku Tahu)
JN. Rony
20070223
memaafkan adalah sebuah penerimaan tanpa syarat…